Pertanyaan yang cukup sulit dijawab. Ibaratnya saya harus menjawab, mengapa penjahat/koruptor di Indonesia tidak ada habisnya. Ibarat kata pepatah ada gula ada semut kira-kira hal itu bisa menganalogikan mengapa virus komputer tidak ada habisnya.
Pada dasarnya, virus itu adalah program, sama seperti program game Angry Bird, program pengolah kata MS Word virus terdiri dari kode-kode pemorgraman. Program itu ibarat pistol, di tangan polisi ia akan digunakan untuk menjaga keamanan.
Tapi di tangan orang yang tidak bertanggung jawab ia akan digunakan untuk merampok Indomaret, mencuri motor atau sekadar dipamerkan untuk menakut-nakuti pengendara motor yang baru menyerempet mobilnya
Sedikit keluar dari topik, menurut pengamatan Vaksincom, virus di Indonesia pada masa kejayaan virus lokal 'rontokbro' dan kawan-kawan kebanyakan merupakan ciptaan anak muda yang baru belajar programming.
Belajar coding merupakan hal yang membosankan karena terdiri dari syntax-syntax yang kalau dibaca pacar Anda ditanggung dia akan ngantuk atau malah bosan dan ketiduran karena tidak mengerti.
Tetapi kalau dibuat sebagai virus, hal ini menjadi pembelajaran yang menarik dan para newbie (pemula) di dunia coding akan mendapatkan gambaran yang menarik bagaimana coding bekerja. Sebenarnya kalau hal ini dilakukan untuk kegiatan internal dan pada komputer sendiri saja harusnya tidak masalah.
Tetapi namanya juga anak muda, 'kalau bisa keren kenapa tidak beken? .. wong putus pacar saja dia buat virus :p.' Maka terjadilah penyebaran virus yang cukup marak waktu itu.
Dan konyolnya, hal itu menimbulkan persaingan kedaerahan, jadi kalau anak Bandung bisa buat virus Rontokbro, masa anak Ambon tidak bisa buat virus, maka keluarlah virus Ambon Manise, disusul daerah Manado, Jogja, Medan, Surabaya dan seterusnya. Hal inilah yang menyebabkan secara tidak langsung maraknya virus lokal pada saat itu.
Tetapi kalau meihat situasi hari ini, sebenarnya terjadi pergeseran motivasi. Kalau awal tahun 1990-2000-an pembuat virus motivasinya kebanyakan aktualisasi diri dan iseng-iseng jadi bencana. Maka sekarang pembuat virus sudah terorganisir dan memiliki motivasi mendapatkan keuntungan finansial.
Ambil contoh Roguew Antivirus (antivirus palsu) yang menipu korbannya bahwa komputernya terinfeksi virus yang sangat berbahaya, padahal hal tersebut tidak beanr. Tujuannya adalah supaya korbannya takut dan membeli antivirus palsu yang ditawarkan.
Rogue antivirus sampai hari ini masih eksis dan selalu bisa mengelaurkan varian dan trik baru setiap kali varian lama di deteksi oleh antivirus karena ditopang oleh tim yang terorganisir dengan dukungan keuangan yang kuat dengan dukungan keuangan yang kuat…