Observatorium ruang angkasa Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa bergabung untuk melakukan pengukuran definitif terhadap laju putaran sebuah lubang hitam yang masanya dua juta kali lebih besar dari masa matahari.
Konsep artistik ilustrasi lubang hitam supermasif dengan masa jutaan sampai miliaran kali dari masa matahari. (NASA/JPL-Caltech)
Observatorium Nuclear Spectroscopic Telescope Array (NuSTAR) dan XMM-Newton akan mengukur laju putaran lubang hitam supermasif yang ada di jantung galaksi NGC 1365 yang penuh debu dan gas.
"Ini sangat penting untuk pengetahuan tentang lubang hitam," kata Lou Kaluzienski, ilmuwan program NuSTAR di Markas NASA, Washington.
Pengukuran putaran lubang hitam supermasif sangat penting untuk memahami sejarah masa lalu galaksi dan galaksi induknya.
Pengamatan itu juga akan menjadi alat pengujian teori relativitas umum Einstein, yang menyatakan bahwa gravitasi bisa membengkokkan ruang-waktu, seperti kain membungkus alam semesta.
"Kita bisa melacak materi saat dia berpusar ke dalam lubang hitam menggunakan sinar X yang dipancarkan dari daerah yang dekat dengan lubang hitam," kata salah satu penulis studi, prinsipal peneliti NuSTAR, Fiona Harrison, di California Institute of Technology di Pasadena.
"Radiasi yang kita lihat melengkung dan terdistorsi oleh gerakan partikel dan gravitasi lubang hitam yang kuat luar biasa," katanya di laman resmi NASA.
Lubang hitam supermasif dikelilingi cakram tambahan serupa kue dadar, terbentuk saat gravitasi menarik materi mereka ke dalam.
"Monster ini, dengan masa dari jutaan sampai miliaran kali masa matahari, bentuknya seperti bibit kecil pada awal alam semesta dan tumbuh dengan menelan bintang-bintang dan gas dalam galaksi induknya, bergabung dengan lubang hitam raksasa lainnya saat galaksi bertabrakan," kata penulis utama studi, Guido Risaliti, dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge dan Italian National Institute for Astrophysics di Italia.